LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
Uji
Makanan dalam Zat Makanan
Tujuan
:
Siswa
dapat menguji kandungan karbohidrat, gula, protein, dan lemak, pada jenis
makanan tertentu.
Alat
dan Bahan :












Cara
Kerja :
Kecuali minyak goreng, masing-masing
bahan digerus sampai lumat, masing-masing ditempatkan di dalam wadah dan diberi
label A (roti), B (nasi), C (tempe), D (tahu), E (telur), F (tomat), G (kacang
tanah), H (gula), I (susu), J (minyak goreng).
1.
Uji Benedict
/ Fehling A + Fehling B ( Uji Glukosa / Monosakarida )
Cara
Kerja :
1) Memasukkan bahan makanan
masing-masing pada tabung reaksi, tambahkan sedikit air.
2) Menandai dengan A sampai J,
sesuai dengan tempat bahan makanan.
3) Menetesi masing-masing
bahan makanan dengan Fehling A dan Fehling B sebanyak 3 tetes.
4) Menggunakan penjepit tabung
reaksi, masing-masing tabung dipanaskan di
atas pembakar spiritus selama 5 menit lalu didinginkan.
5) Mengamati perubahan yang
terjadi dalam tabung.
6) Jika bahan berubah warna
menjadi warna merah bata,
menunjukkan bahan tersebut mengandung gula pereduksi.
TABEL HASIL UJI MAKANAN
No.
|
Bahan
Makanan
|
Reaksi
/ perubahan warna pada Larutan Fehling A+B
|
Hasil
Uji Makanan terhadap Glukosa
|
Keterangan
|
|
Sebelum dibakar
|
Setelah dibakar
|
||||
1.
|
Roti
|
Biru
|
Merah
bata
|
+
|
Mengandung
glukosa
|
2.
|
Nasi
(setelah
dikunyah)
|
Biru
laut
|
Merah
bata
|
+
|
Mengandung
glukosa
|
3.
|
Tempe
|
Ungu
keruh
|
Coklat
keruh
|
-
|
Tidak
mengandung glukosa
|
4.
|
Tahu
|
Ungu
keruh
|
Ungu
keruh
|
-
|
Tidak
mengandung glukosa
|
5.
|
Telur
|
Ungu
tua
|
Hitam
|
-
|
Tidak
mengandung glukosa
|
6.
|
Tomat
|
Hijau
tua
|
Merah
bata
|
+
|
Mengandung
glukosa
|
7.
|
Kacang
tanah
|
Ungu
|
Hitam
keruh
|
-
|
Tidak
mengandung glukosa
|
8.
|
Gula
|
Hijau
lumut
|
Merah
bata
|
+
|
Mengandung
glukosa
|
9.
|
Susu
|
Ungu
|
Merah
bata
|
+
|
Mengandung
glukosa
|
10.
|
Minyak
goreng
|
Hijau
|
Hijau
|
-
|
Tidak
mengandung glukosa
|
Analisa Data :
Dari hasil data percobaan Uji Makanan yang
kami peroleh, dapat kami uraikan sebagai berikut.
Pada saat uji kandungan glukosa dalam
makanan, kami menambahkan larutan Fehling A dan Fehling B ke dalam bahan
makanan yang kami uji satu per satu seperti roti, nasi, tempe, tahu, telur,
tomat, kacang tanah, gula, susu dan minyak goreng. Setelah bahan makanan itu
kami campur dengan Fehling A dan Fehling B ternyata warnanya berubah.










Kemudian setelah itu kami
membakar bahan makanan tersebut dan
hasilnya warna dari bahan makanan
tersebut juga berubah.










Dan dari hasil percobaan kami di atas,
dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang berubah warna menjadi merah bata
itulah yang mengandung glukosa.
2.
Uji Amilum (
Uji Karbohidrat )
Cara Kerja :
1) Memasukkan ± 5 mL bahan
makanan masing-masing ke pelat tetes.
2) Menandai dengan A sampai J,
sesuai dengan tempat bahan makanan.
3) Menetesi masing-masing
bahan makanan dengan larutan lugol atau larutan iod sebanyak 2 atau 3 tetes.
4) Mengamati perubahan yang
terjadi dalam pelat tetes.
5) Jika bahan berubah warna
menjadi warna hitam kebiruan, hal
ini menunjukkan bahwa bahan tersebut mengandung amilum / karbohidrat.
TABEL
HASIL UJI MAKANAN
No.
|
Bahan
Makanan
|
Reaksi
/ perubahan warna pada Larutan Yodium
|
Hasil
Uji Makanan terhadap Amilum
|
Keterangan
|
1.
|
Roti
|
Hitam
|
+
|
Mengandung
Amilum
|
2.
|
Nasi
|
Hitam
|
+
|
Mengandung
Amilum
|
3.
|
Tempe
|
Putih kekuningan
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
4.
|
Tahu
|
Hitam kekuningan
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
5.
|
Telur
|
Kuning
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
6.
|
Tomat
|
Oranye
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
7.
|
Kacang
tanah
|
Biru kekuningan
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
8.
|
Gula
|
Hitam
|
+
|
Mengandung
Amilum
|
9.
|
Susu
|
Putih
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
10.
|
Minyak
goreng
|
Oranye
|
-
|
Tidak
mengandung Amilum
|
Analisa Data :
Dari hasil data percobaan Uji Makanan yang
kami peroleh, dapat kami uraikan sebagai berikut.
Pada saat uji kandungan amilum dalam
makanan, kami menambahkan larutan Yodium ke dalam bahan makanan yang kami uji satu per
satu seperti roti, nasi, tempe, tahu, telur, tomat, kacang tanah, gula, susu
dan minyak goreng. Setelah bahan makanan itu kami campur dengan Yodium ternyata
warnanya berubah.










Dan dari hasil percobaan kami di
atas, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang berubah warna menjadi hitam kebiruan
itulah yang mengandung amilum.
3.
Uji Biuret (
Uji Protein )
Cara Kerja :
1) Memasukkan bahan makanan
masing-masing pada pelat tetes.
2) Menandai dengan A sampai J,
sesuai dengan tempat bahan makanan.
3) Menetesi masing-masing
bahan makanan dengan NaOH dan CuSO4
sebanyak 2 atau 3 tetes.
4) Mengamati perubahan yang
terjadi dalam pelat tetes.
5) Jika timbul warna ungu menunjukkan bahan makanan
mengandung protein.
TABEL
HASIL UJI MAKANAN
No.
|
Bahan
Makanan
|
Reaksi
/ perubahan warna pada Larutan Biuret
|
Hasil Uji Makanan terhadap
Protein
|
Keterangan
|
|
|
|
1.
|
Roti
|
Ungu
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
2.
|
Nasi
|
Biru
|
-
|
Tidak
mengandung Protein
|
|
||
3.
|
Tempe
|
Ungu
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
4.
|
Tahu
|
Biru
keunguan
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
5.
|
Telur
|
Ungu
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
6.
|
Tomat
|
Biru
|
-
|
Tidak
mengandung Protein
|
|
||
7.
|
Kacang
tanah
|
Ungu
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
8.
|
Gula
|
Biru
|
-
|
Tidak
mengandung Protein
|
|
||
9.
|
Susu
|
Biru
keunguan
|
+
|
Mengandung
Protein
|
|
||
10.
|
Minyak
goreng
|
Biru
|
-
|
Tidak
mengandung Protein
|
Analisa Data :
Dari hasil data percobaan Uji Makanan yang
kami peroleh, dapat kami uraikan sebagai berikut.
Pada saat uji kandungan protein dalam
makanan, kami menambahkan larutan NaOH dan CuSO4 ke dalam
bahan makanan yang kami uji satu per satu seperti roti, nasi, tempe, tahu,
telur, tomat, kacang tanah, gula, susu dan minyak goreng. Setelah bahan makanan
itu kami campur dengan NaOH dan CuSO4 ternyata warnanya berubah.










Dan dari hasil percobaan kami di atas,
dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang berubah warna menjadi ungu itulah
yang mengandung protein.
4.
Uji Lemak
Cara Kerja :
1) Membuat petak-petak kertas saring / kertas buram,
setiap petak menulis A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J.
2) Menggosok bahan makanan
(selain minyak goreng) sesuai dengan labelnya.
3) Mentetesi 3 tetes minyak
goreng di atas kertas saring / kertas buram.
4) Menjemur kertas sampai
kering.
5) Mengamati kertas kering tersebut, apabila menunjukkan
keadaan yang transparan atau mengkilat maka bahan makanan tersebut
mengandung minyak.
TABEL
HASIL UJI MAKANAN
No.
|
Bahan
Makanan
|
Noda
pada Kertas
|
Keterangan
|
1.
|
Roti
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
2.
|
Nasi
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
3.
|
Tempe
|
Tidak
|
Tidak mengandung
Lemak
|
4.
|
Tahu
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
5.
|
Telur
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
6.
|
Tomat
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
7.
|
Kacang
tanah
|
Transparan
|
Mengandung
Lemak
|
8.
|
Gula
|
Tidak
|
Tidak
mengandung Lemak
|
9.
|
Susu
|
Transparan
|
Mengandung
Lemak
|
10.
|
Minyak
goreng
|
Transparan
|
Mengandung
Lemak
|
Analisa Data :
Dari hasil data percobaan Uji Makanan yang
kami peroleh, dapat kami uraikan sebagai berikut.
Pada saat uji kandungan lemak dalam
makanan, kami menggosok-gosokkan bahan makanan satu per satu seperti roti,
nasi, tempe, tahu, telur, tomat, kacang tanah, gula, susu dan minyak goreng
pada kertas buram. Setelah bahan makanan itu kami gosokkan pada kertas buram
ternyata terdapat noda yang membekas.










Dan dari hasil percobaan kami di atas,
dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang terdapat noda yang transparan itulah
yang mengandung lemak.
Pertanyaan Diskusi :
1. Berdasarkan hasil uji,
makanan mana yang mengandung :
a. Amilum
b. Protein
c. Gula pereduksi
d. Lemak / minyak
2. Sebutkan indikator perubahan warna yang timbul dalam percobaan
uji bahan makanan?
3. Sebutkan bahan makanan yang
dapat diuji dengan reagent biuret, lugol, dan fehling A+B?
4. Apa masing-masing fungsi
lemak, protein dan karbohidrat bagi tubuh?
5. Carilah fungsi dan defisiensi
dari vitamin berikut :
a. Thiamin
b. Riboflavin
c. Niasin
d. Piridoksin
e. Biotin
f. PABA ( asam
paraaminobenzoat )
Jawaban
Pertanyaan Diskusi :
1.
a. Amilum : roti, nasi, gula
b. Protein : roti, tempe,
tahu, telur, kacang tanah, susu
c. Gula pereduksi : roti,
nasi, tomat, gula, susu
d. Lemak / minyak : kacang
tanah, susu, minyak goreng
2. Fehling A+B (uji glukosa) : merah bata
Lugol / Iod (uji amilum) : hitam kebiruan
Biuret (uji protein) : ungu
Lemak
: transparan
3. Roti, karena roti mengandung nutrisi
ketiganya yaitu protein, amilum dan glukosa.
4. Fungsi Lemak :
ü
Sebagai
sumber energi ( 1 gram lemak = 9,3 kalori )
ü
Membangun
bagian sel tertentu
ü
Melarutkan
vitamin A, D, E dan K
ü
Melindungi
alat-alat tubuh
ü
Melindungi
tubuh dari suhu rendah
Fungsi
Protein :
ü
Menghasilkan
energi ( 1 gram protein = 4,1 kalori )
ü
Membangun
jaringan baru dan mengganti jaringan yang rusak
ü
Membuat
enzim dan hormon
ü
Menjaga
keseimbangan asam basa dalam darah
ü
Membentuk
antibody
Fungsi Karbohidrat :
ü
Sebagai
sumber energi ( 1 gram karbohidrat = 4,1 kalori )
ü
Membentuk
senyawa-senyawa organik, seperti lemak dan protein
ü
Menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh
5.
a.
Thiamin
(Vitamin B1)
ü
Fungsi
:
– Pembuatan neurotransmiter
– Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat
– Keseimbangan air di dalam tubuh
– Penyerapan lemak oleh jonjot usus
– Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat
– Keseimbangan air di dalam tubuh
– Penyerapan lemak oleh jonjot usus
ü Defisiensi
:
– Beri-beri
– Selera makan hilang
– Pertumbuhan terhenti
– Transpor cairan tubuh terganggu
– Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam piruvat dalam sel, yang akan menjadi racun dalam sel
– Kontraksi otot jantung dan sistem saraf pusat melemah
– Selera makan hilang
– Pertumbuhan terhenti
– Transpor cairan tubuh terganggu
– Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam piruvat dalam sel, yang akan menjadi racun dalam sel
– Kontraksi otot jantung dan sistem saraf pusat melemah
b.
Riboflavin (Vitamin B2)
ü
Fungsi :
– Metabolisme gula dan
protein
– Rangsang saraf mata
– Pertumbuhan
– Pemeliharaan jaringan kulit sekitar mulut
– Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel
– Menghasilkan energi dalam sel
– Rangsang saraf mata
– Pertumbuhan
– Pemeliharaan jaringan kulit sekitar mulut
– Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel
– Menghasilkan energi dalam sel
ü
Defisiensi
:
– Keilosis (luka pada sudut
mulut)
– Katarak (lensa mata menjadi keruh)
– Pertumbuhan terhenti
– Peradangan pada kornea mata sehingga pandangan kabut
– Katarak (lensa mata menjadi keruh)
– Pertumbuhan terhenti
– Peradangan pada kornea mata sehingga pandangan kabut
c. Niasin (Vitamin B3)
ü Fungsi :
– Membentuk koenzim A
– Sintesis hormon
– Kestabilan gula darah
– Sintesis hormon
– Kestabilan gula darah
ü
Defisiensi
:
– Dermatitis
– Insomnia
– Internitis
– Gangguan fungsi saraf
– Kelelahan
– Insomnia
– Internitis
– Gangguan fungsi saraf
– Kelelahan
d.
Piridoksin
(Vitamin B6)
ü Fungsi :
– Metabolisme lemak
– Pembuatan sel darah merah dan kulit
– Penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase
– Pertumbuhan
– Aktivitas urat saraf
– Pembuatan sel darah merah dan kulit
– Penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase
– Pertumbuhan
– Aktivitas urat saraf
ü
Defisiensi
:
– Pelagra
– Anemia
– Obstipasi
– Kejang-kejang dan amat peka terhadap rangsang
– Pertumbuhan terhambat
– Anemia
– Obstipasi
– Kejang-kejang dan amat peka terhadap rangsang
– Pertumbuhan terhambat
e.
Biotin (Vitamin B8)
ü Fungsi : dibandingkan
dengan berbagai vitamin B yang lain, sedikit sekali yang diketahui tentang
fungsi biotin seperti yang ditemukan baru-baru ini. Biotin memainkan peranan
penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
ü Defisiensi
: kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit
yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan
nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin
diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.
f. PABA (asam
paraaminobenzoat)
ü Fungsi : sebagai bagian dari koenzim
asam tetrahydrofolic, membantu dalam metabolisme dan pemanfaatan asam amino dan
juga mendukung sel darah, khususnya sel darah merah. PABA mendukung produksi
asam folat oleh bakteri usus. PABA penting untuk kulit, rambut pigmen, dan
kesehatan usus. Digunakan sebagai tabir surya, juga dapat melindungi terhadap
perkembangan kulit terbakar dan kanker kulit dari paparan sinar ultraviolet
berlebih.
ü Difisiensi : hal ini
dimungkinkan bahwa dosis tinggi PABA bisa agak menjengkelkan ke hati, di
samping itu, mual dan muntah terjadi, karena menderita anoreksia, demam, ruam
kulit, dan bahkan vitiligo. Kekurangan masalah tidak sangat umum, mereka
terjadi lebih sering dengan penggunaan sulfa atau antibiotik lain yang mengubah
fungsi bakteri usus dan, oleh karena itu, produksi PABA. Kelelahan umum, lekas
marah, depresi, gugup, rambut beruban, sakit kepala, dan sembelit atau gejala
pencernaan lainnya dapat terjadi.