Sabtu, 21 September 2013

Laporan Praktikum Urinaria



LAPORAN PRAKTIKUM URINARIA
        I.            Tujuan
·         Mengetahui pH urin.
·         Mengenal adanya urea dan klorida di dalam urin.
·         Menguji ada tidaknya glukosa dan protein di dalam urin.
·         Menilai adanya kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan.

      II.            Alat dan Bahan
1.      Tabung reaksi sebanyak 4 buah
2.      Rak tabung reaksi
3.      Indikator universal
4.      Penjepit tabung reaksi
5.      Pembakar spritus
6.      Korek api
7.      Gelas ukur
8.      Urin
9.      Larutan AgNO3 5%
10.  Larutan Benedict / Fehling A dan Fehling B
11.  Larutan Biuret (yang terdiri dari CuSO4(aq) 1 % dan NaOH(aq) 10%


    III.            Langkah Kerja

Kegiatan 1 : Mengenali bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urin

1.      Memasukkan 1 mL urin ke dalam tabung reaksi A
2.      Memanaskan tabung reaksi dengan lampu spritus
3.      Mengenali bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urin
              Kegiatan 2 : Mengukur pH urin
1.      Memasukkan kertas indikator pH universal ke dalam urin
2.      Mengamati perubahan warnanya
3.      Mencocokkan warnanya dengan standar pH
4.      Berapakah pH-nya dan apa artinya?

             Kegiatan 3 : Mengenal kandungan klorida dalam urin
1.      Memasukkan 2 mL urin ke dalam tabung reaksi B
2.      Menambahkan dengan 3-4 tetes AgNO3  5% ke dalam tabung reaksi B
3.      Menguji kandungan klor dalam urin
4.      Apakah yang terjadi? Mengapa demikian?
           Kegiatan 4 : Uji Glukosa
1.      Memasukkan urin 2 mL ke dalam tabung reaksi C
2.      Menambahkan 5 tetes larutan Benedict atau masing-masing 2 tetes larutan Fehling A&B ke dalam tabung reaksi C
3.      Menjepit tabung reaksi dengan penjepit, kemudian memanaskannya dengan lampu spritus
4.      Menguji kandungan glukosa di dalam urin dan mencatat perubahan warna yang terjadi
        Kegiatan 5 : Uji Protein
1.      Memasukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi D
2.      Menambahkan 2 tetes larutan CuSO4  1% dan NaOH 10% ke dalam tabung reaksi D
3.      Mencampurkan (mengocok tabung) dan mengamati perubahan warna yang terjadi
4.      Menguji kandungan protein di dalam urin

IV.                Data Pengamatan 


No.
Nama Individu
Warna Urin Awal
Bau Urin
pH
Warna Urin Setelah Diuji Dengan
Keterangan
Fehling A+B
Biuret
AgNO3
Sebelum Dipanaskan
Setelah Dipanaskan
1.
Fatma  Heluwa Sari
Jernih Transparan
Pesing Pekat
5
Kuning Kehijauan
Kuning Keemasan
Kuning Kehijauan
Terdapat Endapan
·          Bau urin pesing pekat (sangat pesing) karena kandungan ammonia-nya tinggi.
·         pH-nya 5, bersifat asam karena mengkonsumsi banyak protein.
·         Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa urin Fatma  Heluwa Sari adalah SEHAT, karena tidak mengandung glukosa dan protein.
2.
Nafidatun Nadhiroh
Jernih Transparan
Pesing Pekat
6
Kuning Kehijauan
Kuning Keemasan
Kuning Kehijauan
Terdapat Endapan
·         Bau urin pesing pekat (sangat pesing) karena kandungan ammonia-nya tinggi.
·         pH-nya 6, bersifat asam karena mengkonsumsi banyak protein.
·         Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa urin Nafidatun Nadhiroh adalah SEHAT, karena tidak mengandung glukosa dan protein.







3.
Nur  Naningsih
Jernih Transparan
Pesing Pekat
7
Kuning Kehijauan
Kuning Keemasan
Kuning Kehijauan
Terdapat Endapan
·         Bau urin pesing pekat (sangat pesing) karena kandungan ammonia-nya tinggi.
·         pH-nya 7, bersifat netral karena konsumsi makanan dan minumannya seimbang antara yang dapat meng-asam-kan urin dan mem-basa-kan urin.
·         Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa urin          Nur  Naningsih adalah SEHAT, karena tidak mengandung glukosa dan protein.

4.
Nurul  Khabibah
Jernih Transparan
Pesing Pekat
7
Kuning Kehijauan
Kuning Keemasan
Kuning Kehijauan
Terdapat Endapan
·         Bau urin pesing pekat (sangat pesing) karena kandungan ammonia-nya tinggi.
·         pH-nya 7, bersifat netral karena konsumsi makanan dan minumannya seimbang antara yang dapat meng-asam-kan urin dan mem-basa-kan urin.
·         Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa urin Nurul  Khabibah adalah SEHAT, karena tidak mengandung glukosa dan protein.





V.                  Analisa Data
 Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diperoleh analisa data sebagai berikut.

Kegiatan 1 : Mengenali bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urin.
Pada saat uji kandungan ammonia dalam urin, kami memanaskan 1 mL urin. Kemudian kami mencium baunya, ternyata masing-masing urin dari kelompok kami berbau pesing pekat (sangat pesing). Hal ini menunjukkan bahwa urin mwngandung ammonia yang menimbulkan bau pesing tersebut.




Kegiatan 2 : Mengukur pH urin.
Dalam percobaan mengukur pH urin, kami memasukkan indikator universal ke dalam masing-maing urin dari anggota kelompok kami. Setelah kami cocokkan dengan kertas warna pH, ternyata pH urin kelompok kami berkisar  antara 5-6.

Kegiatan 3 : Mengenal kandungan klorida dalam urin.
Pada saat uji kandungan klorida dalam urin, kami mencampurkan 2 mL urin dengan 3 tetes larutan AgNO3 berkadar 5%. Setelah urin dan larutan AgNO3 5% tercampur, warna urin menjadi putih keruh. Dan setelah kami diamkan beberapa saat, terdapat endapan dalam urin. Endapan tersebut menunjukkan bahwa urin mengandung klorida (garam).

Kegiatan 4 : Uji Glukosa.
Dalam uji glukosa ini kami menambahkan masing-masing 2 tetes larutan Fehling A dan Fehling B ke dalam 2 mL urin. Dari hasil percobaan tersebut, urin menjadi berwarna kuning kehijauan. Namun setelah urin tersebut kami panaskan warna urin berubah menjadi kuning keemasan. Hal ini menunjukkan bahwa urin tidak mengandug glukosa.

Kegiatan 5 : Uji Protein.
Dalam uji kandungan protein yang kami lakukan, kami menambahkan 2 tetes larutan NaOH yang berkadar 10% dan 2 tetes larutan CuSO4 yang berkadar 1% ke dalam 2 mL urin. Setelah kami campurkan, warna urin berubah menjadi kuning kehijauan. Hal ini menunjukkan bahwa urin tidak mengandung protein.

VI.                Pertanyaan
1.      Jelaskan kandungan urin manusia!
2.      Mengapa urin berwarna kekuning-kuningan?
3.      Jelaskan tahapan pembentukan urin! Dan sebutkan filtrat yang dihasilkan!
4.      Bagaimanakah proses terbentuknya urea?
5.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urin!
6.      Sebutkan dan jelaskan kelainan yang dapat diketahui dari hasil pemeriksan urin!
           Jawaban Pertanyaan
1.      Kandungan urin manusia antara lain air, urea,amonia, garam mineral, zat warna empedu, vitamin, obat-obatan dan hormon.
2.      Pada dasarnya, urin manusia berwarna kekuning-kuningan. Hal ini dikarenakan urin mengandung zat warna hasil oksidasi dari bilirubin dan biliverdin yaitu urobilin. Karena urobilin berwarna kuning kecoklatan, sehingga urin manusia berwarna kekuning-kuningan.
3.      Ada 3 proses pembentukkan urin, yaitu :
ü  Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asam amino dan garam-garam.
ü  Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
ü  Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
4.      Saat asam amino arginin (protein) di hati diuraikan oleh enzim arginase menjadi asam amino ornitin dan urea. Urea inilah yang akan ditambahkan ke dalam urin.
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin :
ü  Hormon ADH (Antidiuretika)
ü  Hormone insulin
ü  Jumlah air yang diminum
6.      Secara umum, kelainan-kelainan dalam pemeriksaan urin antara lain :
a)      Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein, penyakit ginjal dan penyakit hati.
b)      Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi, yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
c)      Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal, khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
d)      Gagal   Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
e)      Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon antidiuretika (ADH). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
f)       Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahraga  dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.


VII.              Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:

Ø  Mengetahui pH urin : untuk mengetahui pH urin, hal yang dilakukan adalah dengan menggunakan indikator universal.  pH urin normal adalah antara  4,6 – 7,5. Urin bersifat asam (pH <7) disebabkan mengkonsumsi banyak protein, sedangkan urin bersifat basa (pH >7)  disebabkan mengkonsumsi banyak sayuran.
Ø  Mengenal adanya urea dan klorida di dalam urin : untuk mengetahui adanya urea dalam urin, hal yang dilakukan adalah memanaskan urin tersebut dan kemudian kenali baunya. Urin yang normal memiliki bau pesing pekat (sangat pesing). Sedangkan untuk mengetahui adanya klorida dalam urin, hal yang dilakukan adalah menambahkan 3 tetes larutan AgNO3 5% ke dalam 2 mL urin dan kocoklah. Dalam urin akan terdapat endapan, endapan itulah yang mengidentifikasi adanya klorida dalam urin.
Ø  Menguji ada tidaknya glukosa dan protein di dalam urin : untuk mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa dalam urin, hal yang dilakukan adalah mencampurkan masing-masing 2 tetes larutan Fehling A dan Fehling B dengan 2 mL urin, kemudian dipanaskan. Urin yang positif mengandung glukosa akan berwarna merah bata, sedangkan yang tidak mengandung glukosa akan berwarna kuning keemasan. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam urin, hal yang dilakukan adalah mencampurkan 2 mL urin dengan masing-masing 2 tetes larutan CuSO4  1% dan larutan NaOH 10%. Urin yang positif mengandung protein akan berwarna ungu, sedangkan yang tidak mengandung protein akan berwarna kuning khijauan/biru muda. Urin yang sehat tidak akan mengandung glukosa maupun protein.
Ø  Menilai adanya kelainan dari hasil pemeriksaan urin : secara umum kelainan-kelainan dari hasil pemeriksaan urin antara lain : Albuminuria, Nefrolitiasis, Nefritis, Gagal Ginjal, Diabetes Insipidus, Diabetes Melitus, dan sebagainya.




Nama-nama Anggota Kelompok :
*      Fatma  Heluwa Sari
*      Nafidatun Nadhiroh
*      Nurnaningsih
*      Nurul  Khabibah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar